Clark Leonard Hull
A.
Biografi
Clark
Hull dilahirkan di Akron, New York pada 24 Mei 1884. Ia dibesarkan di Michigan,
dan mendiami satu kelas selama bertahun-tahun. Hull mempunyai masalah kesehatan
di mata. Orang tuanya miskin, dan Hull pernah menderita polio. Pendidikan yang
ditempuhnya beberapa kali terputus karena sakit dan masalah keuangan. Tetapi
setelah lulus, dia memenuhi syarat sebagai guru dan menghabiskan banyak
waktunya untuk mengajar di sekolah negeri yang kecil di Sickle, Michigan.
Setelah
memperoleh bachelor dan gelar master di Universitas Michigan, ia beralih ke
psikologi, dan menerima Ph.D. psikologi di tahun 1918 dari University of
Wisconsin, dimana dia tinggal selama sepuluh tahun sebagai instruktur. Hull
adalah seorang tokoh teori belajar behavioristik. Hull tertarik dengan teori
belajar yang membuat dia menghasilkan beberapa buku yang berhubungan dengan
teori belajar, antara lain Mathematico Deductive Theory of Role Learning yang
ditulis bersama-sama dengan Hovland, Perkins, dan Fitch. Hull juga menulis
Principles of Behavior and Essentials of Behavior. Buku terakhir yang
ditulisnya adalah A Behavior System. Selain menulis buku Hull juga menulis
sejumlah artikel bagi majalah-majalah profesional.
B.
Pengertian
belajar
1. Teori Belajar Hull pada tahun
1943
Hull
membahas teori belajar tentang variabel belajar, yaitu semakin besar jumlah
penguatan, semakin besar jumlah reduksi dorongan, dan karenanya semakin besar
peningkatan dalam kekuatan kebiasaaan (
Habit
Strength ).
Tetapi
gagasan ini tidak memuaskan, karena pada saat eksperimen berlangsung ketika diberi
penguatan yang lebih besar, maka reaksi yang ditimbulkan juga besar dan
seimbang. Tetapi ketika peguatan di kurangi maka reaksi yang ditimbulkan
berkurang dengan drastis sehingga tidak ada keseimbangan antara pengurangan
kekuatan dan reaksi yang timbul. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
diungkapkan.
2. Teori
Belajar Hull Pada Tahun 1952
Hull
merevisi teori reduksi belajar berubah menjadi teori drive reduction (reduksi stimulus dorongan). Menurut Hull penguatan
diberikan bukan hanya untuk merubah perilaku, tetapi juga untuk mengurangi
dorongan yang berupa kebutuhan yang diberikan.
C.
Hukum
dan Temuan
Teori
Hull mengandung struktur postulat dan teori yang logis seperti geometri Euclid.
Postulat adalah pernyatan umum tentang perilaku yang tidak dapat dijelaskan
secara langsung, meskipun teori yang secara logis berasal dari pernyataan umum
itu dapat di uji.
Postulat 1
: Sensing the external enviroment and the
stimulus trace
Stimulasi
eskternal memicu dorongan neuron (sensoris) afferent,
yang bertahan lebih lama daripada stimulasi lingkungan. Stimulasi eksternal
diartikan sebagai dorongan luar yang berkaitan langsung dengan individu akan
lebih mempengaruhi perilaku daripada doronangan dari luar yang tidak berkaitan
langsung dengan individu. Contohnya, ketika seseorang diberikan dorongan
motivasi secara langsung dari orangtua dan akan lebih bertahan lama daripada
dorongan yang didapat dari mencontoh teman yang sukses.
Postulat 2
: Interaction of Sensory Impulses
Interaksi
dorongan sensori indrawi mengindikasikan kompleksivitas stimulasi dan karenanya
menunjukkan kesulitan dalam memprediksi perilaku. Banyaknya stimulus yang
kompleks pada individu akan mempersulit untuk memperediksi perilaku yang akan
timbul. Contohnya, beraneka ragam pendapat terhadap kinerja akan menimbulkan
keraguan terhadap hasil kerjanya.
Postulat
3 : Unlearned
Behavior
Hull
percaya bahwa individu dilahirkan dengan hierarki respon, unlearned behavior (perilaku yang tak dipelajari), yang akan aktif
jika dibutuhkan. Ada beberapa perilaku yang timbul secara alamiah tanpa adanya
proses belajar. Contohnya, ketika ada benda asing masuk ke mata secara spontan
mata akan berkedip dan mengeluarkan air mata.
Postulat 4 :
Contiguity and drive
reduction as necessary conditions for learning
Jika
satu stimulus menimbulkan respons dan jika respons itu bisa memuaskan kebutuhan
biologis, maka asosiasi antara stimulus dan respons akan diperkuat. Semakin
sering stimulus dan respon itu dilakukan maka hubungan antara stimulus dan
respon akan semakin dekat dengan kata lain itu dapat menjadikan perilaku
tersebut menjadi kebiasaan. Contohnya, anak kecil yang selalu menangis untuk
mendapatkan kue akan mengulangi perilakunya tersebut untuk memenuhi
keinginannya yang lain, sehingga menjadi kebiasan bagi anak kecil tersebut
untuk mendapatkan keinginannya.
Postulat
5 : Stimulus
Generalization
Hull
berpendapat bahwa kemampuan suatu stimulus (selain stimulus yang digunakan selama
pengkondisian) untuk menimbulkan respons yang dikondisikan ditentukan oleh
kemiripannya dengan stimulus ke stimulus lain sepanjang dua stimulus sama. Postulat
ini digunakan untuk mengindikasikan bahwa pengalaman sebelumnya dapat mempengaruhi
proses belajar sekarang. Contohnya, ketika MOS berlangsung siswa baru akan
melakukan proses pengenalan dengan teman barunya dengan caranya sendiri, begitu
juga ketika MOS di masa SMAnya siswa yang sama akan melakukan cara yang sama
dengan MOS masa SMPnya.
Postulat
6 : Stimuli with
Drives
Defenisi
biologis dalam organisme akan menghasilkan
drive (dorongan) dan setiap dorongan diasosiasikan dengan stimuli spesifik.
Adanya ciri-ciri dari biologis atau fisik akan menghasilkan suatu dorongan
untuk berprilaku. Contohnya, ketika mata terasa berat, mulut sering menguap itu
merupakan tanda mengantuk dan dorongan untuk tidur.
Postulat
7 : Reaction
Potential of drive and Habit strength
Reaction
potential adalah kemungkinan respon yang
dipelajari akan terjadi pada satu waktu tertentu, ini dihasilkan dari kekuatan
kebiasaan dan dorongan. Contohnya, ketika seorang pelajar terbiasa datang
terlambat saat diberi hukuman yang membuatnya jera maka akan terbentuk respon
potensial datang lebih awal dari waktu masuk yang ditentukan sekolah.
Postulat
8 : Responding
causes fatigues, which operates against the elicitation of a cnditional
response
Reactive inhibition
(hambatan reaksi) disebabkan oleh kelelahan akibat aktivitas otot dan kegiatan
dalam menjalankan tugas. Penghambat ini akan berhenti ketika ketika aktivitas
dihentikan, karena penghambat ini berhubungan dengan keletihan. Hal ini juga
menjelaskan tentang eminisence effect
yaitu peningkatan kinerja aktivitas karena berhentinya kegiatan. Contohnya,
ketika seorang pelajar melakukan refresing sebelum ujian, pemikirannya kembali
segar untuk menerima pelajaran baru.
Postulat
9 : The learned
response of not responding
Ketika
kelelahan tidak direspon kita akan menghasilkan penguatan untuk menghilangkan
kelelahan tersebut. Contohnya, ketika kita bosan belajar, namun kebosanan itu
kita alihkan dengan bermain sambil belajar maka kebosanan itu akan hilang.
Postulat
10 : Factors
tending to inhibit a learned response change from moment to moment
Menurut
Hull, ada yang disebut
dengan potensi penghambat yang akan menghambat munculnya respon yang telah
dipelajari. Hal ini disebut efek guncangan. Reaksi sementara dari efek
guncangan disebut dengan potensi reaksi efektif
sementara. Semakin besar potensi penghambat yang muncul maka aka
mengurangi peluang munculnya respon. Hal ini menjelaskan kenapa suatu respon
ketika di uji coba kembali, respon itu tidak muncul. Contohnya, potensi
penghambat adalah keaktifan tiap dosen dalam mengajar akan mempengaruhi
motivasi belajar mahasiswanya. Ketika dosen A mengajar dengan keaktifan yang
baik maka motivasi akan besar, tetapi ketika dosen yang mengajar tidak aktif,
motivasi belajar akan berkurang.
Postulat
11: Momentary
effective reaction potential must exceed a certain value before learned
response can occur
Potensi
reaksi efektif sementara harus lebih
tinggi sebelum respon yang terkondisikan dapat muncul dinamakan reaction threshold ( ambang reaksi).
Karena itu, reaksi yang dipelajari akan muncul bila potensi reaksi efektif
sementara harus lebih tinggi. Jadi reaksi sementara ini harus lebih besar dari
keragu-raguan agar perilaku baru dapat muncul. Contohnya, ketika kita mulai
merasa bosan, tetapi kita ragu untuk meninggalkan perkuliahan dan rasa bosan
itu dijalankan maka akan hilang motivasi belajar kita.
Postulat
12 : The
probability that a learned response will be made is combined
function of effective reaction potential,
oscillation effect, reaction thershold
Dalam
tahap percobaan, perilaku kebiasaan berhubungan dengan keragu-raguan sehingga
ketika mengalami efek guncangan respon (perilaku yang diharapkan) bisa
menghilang. Sebab, efek guncangan akan mengurangi perilaku kebiasaan yang
mengurangi munculnya nilai reaksi sementara akan berkurang dan dibawah nilai
keragu-raguan. Karena itu perilaku baru tidak akan muncul. Contohnya, kebiasaan
kabur saat tidak menyenangi dosen akan hilang jika perilaku malas itu akan
dipengaruhi oleh aktifnya dosen dan menghilangkan keragu-raguan untuk kabur.
Postulat
13 : The greater the value of
effective reaction potential the shorter will be latency between S an R
Latensi
adalah waktu antara prestasi stimulus ke organisme dan respon yang dipelajari.
Postulat ini menyatakan bahwa waktu reaksi antara awal stimulus dan kemunculan
respon yang telah dipelajari akan turun jika reaksi sementara naik. Intensitas
perilaku muncul dipengaruhi oleh reaksi sementara. Perilaku kabur pada jam
kuliah bisa saja terjadi jika adanya kebosanan yang meningkat.
Postulat
14: The
value of effective reaction potential will determine resistance to extinction
Seberapa
banyak muncul reaksi sementra muncul menentukan kemungkinan pelenyapan, yakni
berapa banyak respon yang diperlukan untuk melakukan pelenyapan perilaku.
Contohnya, untuk menghilangkan kebosanan pada mahasiswa seberapa aktif dosen
itu mengajar.
Postulat
15 : The
amplitudeof a conditioned response varies directly with effective reaction
potential
Reaksi
yang dihasilkan akan terjadi bertingkat-tingkat, dimana ini dipengaruhi oleh
seberapa besar reaksi sementara. Perilaku malas menghadiri kuliah akan
bertambah sering dilakukan jika semakin besar tingkat kebosanan mahasiswa
tersebut.
Postulat
16 : When
two or more incompatible response tend to be elicted in the same situation, the
one with greatest effective reaction potential will occur
Postulat
ini sudah cukup jelas.
D.
Aplikasi
Teori
Teori
belajar Hull adalah teori reduksi dorongan atau reduksi stimulus dorongan.
Menurut Hull, belajar melibatkan dorongan yang dapat direduksi, namun pengikut
Hull Spence menekankan kecemasan sebagai bentuk dorongan dalam proses
belajar manusia. Contohnya dalam kelas,
mereduksi kecemasan murid adalah syarat yang diperlukan untuk belajar di kelas,
karena terlalu sedikit kecemasan atau tidak ada kecemasan sama sekali tidak
akan menimbulkan motivasi dalam proses belajar, karena tidak adanya dorongan
yang direduksi. Tetapi terlalu banyak kecemasan malah akan mengganggu proses balajar.
Karena ketika kecemasan itu ringan sampai sedang, misalnya diberitahukan setiap
minggunya diadakan kuis, maka akan memacu semangat murid untuk belajar sebelum tatap muka dengan guru.
Miller
dan Dollard (1941) mengemukakan aplikasi teori Hull untuk pendidikan, :
·
Drive : Siswa harus
menginginkan sesuatu
Misalnya, siswa tersebut tau apa
yang akan dicapainya, seperti cita–cita
·
Cue : Siswa harus memerhatikan sesuatu
Misalnya , siswa focus terhadap apa
yang ingin dicapainya
·
Response : Siswa harus melakukan sesuatu
Misalnya, siswa rajin
belajar, melaksanakan apa yang diperintahkan gurunya, dll
·
Reinforcement :
Respon siswa harus membuatnya mendapatkan sesuatu yang diinginkan
Misalnya , dengan
berusaha sekeras mungkin untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
E.
Kritik
pada Teori
Teori
yang dikemukakan oleh Hull
tidak memberikan kepastian terhadap prediksi perilaku yang akan muncul dari
proses belajar. Banyak dari hukum-hukum yang yang dikemukakan Hull mengandung
kemungkinan-kemungkinan yang sulit untuk diprediksi. Sehingga menyebabkan keraguan
terhadap hasil percobaan Hull.
Teori yang mengalami kegagalan tidak direvisi dan hasil yang bertentangan tetap
dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA
B.R. Hergenhahn, Matthew H. Olson.
2008. Theories of Learning
.Jakarta.Kencana
Alwisol. Psikologi
Kepribadian. Malang: UMM Press. 2004.
aseeeeh :D
BalasHapus