Kamis, 27 Juni 2013

Clark Leonard Hull

Clark Leonard Hull


A.    Biografi
Clark Hull dilahirkan di Akron, New York pada 24 Mei 1884. Ia dibesarkan di Michigan, dan mendiami satu kelas selama bertahun-tahun. Hull mempunyai masalah kesehatan di mata. Orang tuanya miskin, dan Hull pernah menderita polio. Pendidikan yang ditempuhnya beberapa kali terputus karena sakit dan masalah keuangan. Tetapi setelah lulus, dia memenuhi syarat sebagai guru dan menghabiskan banyak waktunya untuk mengajar di sekolah negeri yang kecil di Sickle, Michigan.
Setelah memperoleh bachelor dan gelar master di Universitas Michigan, ia beralih ke psikologi, dan menerima Ph.D. psikologi di tahun 1918 dari University of Wisconsin, dimana dia tinggal selama sepuluh tahun sebagai instruktur. Hull adalah seorang tokoh teori belajar behavioristik. Hull tertarik dengan teori belajar yang membuat dia menghasilkan beberapa buku yang berhubungan dengan teori belajar, antara lain Mathematico Deductive Theory of Role Learning yang ditulis bersama-sama dengan Hovland, Perkins, dan Fitch. Hull juga menulis Principles of Behavior and Essentials of Behavior. Buku terakhir yang ditulisnya adalah A Behavior System. Selain menulis buku Hull juga menulis sejumlah artikel bagi majalah-majalah profesional.

B.     Pengertian belajar
1.      Teori Belajar Hull pada tahun 1943
Hull membahas teori belajar tentang variabel belajar, yaitu semakin besar jumlah penguatan, semakin besar jumlah reduksi dorongan, dan karenanya semakin besar peningkatan dalam kekuatan kebiasaaan ( Habit Strength ).
Tetapi gagasan ini tidak memuaskan, karena pada saat eksperimen berlangsung ketika diberi penguatan yang lebih besar, maka reaksi yang ditimbulkan juga besar dan seimbang. Tetapi ketika peguatan di kurangi maka reaksi yang ditimbulkan berkurang dengan drastis sehingga tidak ada keseimbangan antara pengurangan kekuatan dan reaksi yang timbul. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang diungkapkan.

2.      Teori Belajar Hull Pada Tahun 1952
Hull merevisi teori reduksi belajar berubah menjadi teori drive reduction (reduksi stimulus dorongan). Menurut Hull penguatan diberikan bukan hanya untuk merubah perilaku, tetapi juga untuk mengurangi dorongan yang berupa kebutuhan yang diberikan.

C.    Hukum dan Temuan
Teori Hull mengandung struktur postulat dan teori yang logis seperti geometri Euclid. Postulat adalah pernyatan umum tentang perilaku yang tidak dapat dijelaskan secara langsung, meskipun teori yang secara logis berasal dari pernyataan umum itu dapat di uji.

Postulat 1 : Sensing the external enviroment and the stimulus trace
Stimulasi eskternal memicu dorongan neuron (sensoris) afferent, yang bertahan lebih lama daripada stimulasi lingkungan. Stimulasi eksternal diartikan sebagai dorongan luar yang berkaitan langsung dengan individu akan lebih mempengaruhi perilaku daripada doronangan dari luar yang tidak berkaitan langsung dengan individu. Contohnya, ketika seseorang diberikan dorongan motivasi secara langsung dari orangtua dan akan lebih bertahan lama daripada dorongan yang didapat dari mencontoh teman yang sukses.

Postulat 2 : Interaction of  Sensory Impulses
Interaksi dorongan sensori indrawi mengindikasikan kompleksivitas stimulasi dan karenanya menunjukkan kesulitan dalam memprediksi perilaku. Banyaknya stimulus yang kompleks pada individu akan mempersulit untuk memperediksi perilaku yang akan timbul. Contohnya, beraneka ragam pendapat terhadap kinerja akan menimbulkan keraguan terhadap hasil kerjanya.

Postulat 3 : Unlearned Behavior
Hull percaya bahwa individu dilahirkan dengan hierarki respon, unlearned behavior (perilaku yang tak dipelajari), yang akan aktif jika dibutuhkan. Ada beberapa perilaku yang timbul secara alamiah tanpa adanya proses belajar. Contohnya, ketika ada benda asing masuk ke mata secara spontan mata akan berkedip dan mengeluarkan air mata.

Postulat 4 : Contiguity and drive reduction as necessary conditions for learning
Jika satu stimulus menimbulkan respons dan jika respons itu bisa memuaskan kebutuhan biologis, maka asosiasi antara stimulus dan respons akan diperkuat. Semakin sering stimulus dan respon itu dilakukan maka hubungan antara stimulus dan respon akan semakin dekat dengan kata lain itu dapat menjadikan perilaku tersebut menjadi kebiasaan. Contohnya, anak kecil yang selalu menangis untuk mendapatkan kue akan mengulangi perilakunya tersebut untuk memenuhi keinginannya yang lain, sehingga menjadi kebiasan bagi anak kecil tersebut untuk mendapatkan keinginannya.

Postulat 5 : Stimulus Generalization
Hull berpendapat bahwa kemampuan suatu stimulus (selain stimulus yang digunakan selama pengkondisian) untuk menimbulkan respons yang dikondisikan ditentukan oleh kemiripannya dengan stimulus ke stimulus lain sepanjang dua stimulus sama. Postulat ini digunakan untuk mengindikasikan bahwa pengalaman sebelumnya dapat mempengaruhi proses belajar sekarang. Contohnya, ketika MOS berlangsung siswa baru akan melakukan proses pengenalan dengan teman barunya dengan caranya sendiri, begitu juga ketika MOS di masa SMAnya siswa yang sama akan melakukan cara yang sama dengan MOS masa SMPnya.

Postulat 6 : Stimuli with Drives
Defenisi biologis dalam organisme akan menghasilkan drive (dorongan) dan setiap dorongan diasosiasikan dengan stimuli spesifik. Adanya ciri-ciri dari biologis atau fisik akan menghasilkan suatu dorongan untuk berprilaku. Contohnya, ketika mata terasa berat, mulut sering menguap itu merupakan tanda mengantuk dan dorongan untuk tidur.



Postulat 7 : Reaction Potential of drive and Habit strength
Reaction potential adalah kemungkinan respon yang dipelajari akan terjadi pada satu waktu tertentu, ini dihasilkan dari kekuatan kebiasaan dan dorongan. Contohnya, ketika seorang pelajar terbiasa datang terlambat saat diberi hukuman yang membuatnya jera maka akan terbentuk respon potensial datang lebih awal dari waktu masuk yang ditentukan sekolah.

Postulat 8 : Responding causes fatigues, which operates against the elicitation of a cnditional response
Reactive inhibition (hambatan reaksi) disebabkan oleh kelelahan akibat aktivitas otot dan kegiatan dalam menjalankan tugas. Penghambat ini akan berhenti ketika ketika aktivitas dihentikan, karena penghambat ini berhubungan dengan keletihan. Hal ini juga menjelaskan tentang eminisence effect yaitu peningkatan kinerja aktivitas karena berhentinya kegiatan. Contohnya, ketika seorang pelajar melakukan refresing sebelum ujian, pemikirannya kembali segar untuk menerima pelajaran baru.

Postulat 9 : The learned response of not responding
Ketika kelelahan tidak direspon kita akan menghasilkan penguatan untuk menghilangkan kelelahan tersebut. Contohnya, ketika kita bosan belajar, namun kebosanan itu kita alihkan dengan bermain sambil belajar maka kebosanan itu akan hilang.

Postulat 10 : Factors tending to inhibit a learned response change from moment to moment
Menurut Hull, ada yang disebut dengan potensi penghambat yang akan menghambat munculnya respon yang telah dipelajari. Hal ini disebut efek guncangan. Reaksi sementara dari efek guncangan disebut dengan potensi reaksi efektif  sementara. Semakin besar potensi penghambat yang muncul maka aka mengurangi peluang munculnya respon. Hal ini menjelaskan kenapa suatu respon ketika di uji coba kembali, respon itu tidak muncul. Contohnya, potensi penghambat adalah keaktifan tiap dosen dalam mengajar akan mempengaruhi motivasi belajar mahasiswanya. Ketika dosen A mengajar dengan keaktifan yang baik maka motivasi akan besar, tetapi ketika dosen yang mengajar tidak aktif, motivasi belajar akan berkurang.

Postulat 11: Momentary effective reaction potential must exceed a certain value before learned response can occur
Potensi reaksi efektif  sementara harus lebih tinggi sebelum respon yang terkondisikan dapat muncul dinamakan reaction threshold ( ambang reaksi). Karena itu, reaksi yang dipelajari akan muncul bila potensi reaksi efektif sementara harus lebih tinggi. Jadi reaksi sementara ini harus lebih besar dari keragu-raguan agar perilaku baru dapat muncul. Contohnya, ketika kita mulai merasa bosan, tetapi kita ragu untuk meninggalkan perkuliahan dan rasa bosan itu dijalankan maka akan hilang motivasi belajar kita.

Postulat 12 : The probability that a learned response will be made is combined function of effective reaction potential, oscillation effect, reaction thershold
Dalam tahap percobaan, perilaku kebiasaan berhubungan dengan keragu-raguan sehingga ketika mengalami efek guncangan respon (perilaku yang diharapkan) bisa menghilang. Sebab, efek guncangan akan mengurangi perilaku kebiasaan yang mengurangi munculnya nilai reaksi sementara akan berkurang dan dibawah nilai keragu-raguan. Karena itu perilaku baru tidak akan muncul. Contohnya, kebiasaan kabur saat tidak menyenangi dosen akan hilang jika perilaku malas itu akan dipengaruhi oleh aktifnya dosen dan menghilangkan keragu-raguan untuk kabur.

Postulat 13 : The greater the value of effective reaction potential the shorter will be latency between S an R
Latensi adalah waktu antara prestasi stimulus ke organisme dan respon yang dipelajari. Postulat ini menyatakan bahwa waktu reaksi antara awal stimulus dan kemunculan respon yang telah dipelajari akan turun jika reaksi sementara naik. Intensitas perilaku muncul dipengaruhi oleh reaksi sementara. Perilaku kabur pada jam kuliah bisa saja terjadi jika adanya kebosanan yang meningkat.

Postulat 14: The value of effective reaction potential will determine resistance to extinction
Seberapa banyak muncul reaksi sementra muncul menentukan kemungkinan pelenyapan, yakni berapa banyak respon yang diperlukan untuk melakukan pelenyapan perilaku. Contohnya, untuk menghilangkan kebosanan pada mahasiswa seberapa aktif dosen itu mengajar.

Postulat 15 : The amplitudeof a conditioned response varies directly with effective reaction potential
Reaksi yang dihasilkan akan terjadi bertingkat-tingkat, dimana ini dipengaruhi oleh seberapa besar reaksi sementara. Perilaku malas menghadiri kuliah akan bertambah sering dilakukan jika semakin besar tingkat kebosanan mahasiswa tersebut.

Postulat 16 : When two or more incompatible response tend to be elicted in the same situation, the one with greatest effective reaction potential will occur
Postulat ini sudah cukup jelas.

D.    Aplikasi Teori
Teori belajar Hull adalah teori reduksi dorongan atau reduksi stimulus dorongan. Menurut Hull, belajar melibatkan dorongan yang dapat direduksi, namun pengikut Hull Spence menekankan kecemasan sebagai bentuk dorongan dalam proses belajar  manusia. Contohnya dalam kelas, mereduksi kecemasan murid adalah syarat yang diperlukan untuk belajar di kelas, karena terlalu sedikit kecemasan atau tidak ada kecemasan sama sekali tidak akan menimbulkan motivasi dalam proses belajar, karena tidak adanya dorongan yang direduksi. Tetapi terlalu banyak kecemasan malah akan mengganggu proses balajar. Karena ketika kecemasan itu ringan sampai sedang, misalnya diberitahukan setiap minggunya diadakan kuis, maka akan memacu semangat murid untuk  belajar sebelum tatap muka dengan guru.
Miller dan Dollard (1941) mengemukakan aplikasi teori Hull untuk pendidikan, :
·         Drive   : Siswa harus menginginkan sesuatu
            Misalnya, siswa tersebut tau apa yang akan dicapainya, seperti cita–cita
·         Cue        : Siswa harus memerhatikan sesuatu
            Misalnya , siswa focus terhadap apa yang ingin dicapainya
·         Response : Siswa harus melakukan sesuatu
Misalnya, siswa rajin belajar, melaksanakan apa yang diperintahkan gurunya, dll
·         Reinforcement : Respon siswa harus membuatnya mendapatkan sesuatu yang diinginkan
Misalnya , dengan berusaha sekeras mungkin untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

E.     Kritik pada Teori
Teori yang dikemukakan oleh Hull tidak memberikan kepastian terhadap prediksi perilaku yang akan muncul dari proses belajar. Banyak dari hukum-hukum yang yang dikemukakan Hull mengandung kemungkinan-kemungkinan yang sulit untuk diprediksi. Sehingga menyebabkan keraguan terhadap hasil percobaan Hull. Teori yang mengalami kegagalan tidak direvisi dan hasil yang bertentangan tetap dipertahankan.












DAFTAR PUSTAKA

B.R. Hergenhahn, Matthew H. Olson. 2008. Theories of Learning .Jakarta.Kencana

Alwisol. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press. 2004.

Herfis. 2009. Clark L. Hull. http://herfis.blogspot.com. 5 Maret 2010.


1 komentar: